MENDULANG EMAS HITAM
TANPA BANYAK MODAL

Secara
umum teknik budidaya kedelai hitam di lahan sawah dan di lahan kering hampir
sama. Namun dalam beberapa hal ada perbedaan terutama teknik persiapan lahan
dengan metode tanpa olah tanah (TOT) di lahan sawah, terutama di
daerah-daerah yang beririgasi sederhana atau lahan sawah tadah hujan.
Cara ini digunakan sebagai antisipasi terbatasnya tenaga kerja, modal sekaligus
memanfaatkan sisa ketersediaan air tanah setelah panen padi.
Di Indonesia kedelai
berkulit biji hitam (kedelai hitam) digunakan untuk bahan baku kecap. Di negara
lain seperti di Cina, Taiwan, Korea dan Jepang, kedelai hitam telah digunakan
menjadi beraneka ragam olahan pangan; seperti burger, es krim dan sebagainya.
Penggunaan kedelai hitam untuk bahan baku kecap tidak hanya meningkatkan
kualitas warna kecap menjadi coklat hitam, juga meningkatkan nilai gizi
terutama protein. Di samping itu, pada kedelai hitam mengandung senyawa yang
berfungsi untuk meningkatkan stamina, mengurangi kadar kolesterol, mencegah
kanker payudara dan kanker prostat, mengobati sakit maag, memperkuat sistem
imunitas, melancarkan BAB (Buang Air Besar), dan segudang manfaat lainnya. (Tim Peneliti : Muchlish Adie, Gatut Wahyu AS, Ayda
Krisnawati, Erliana Ginting, dan Abdullah Taufiq).
Pada lahan sawah, kedelai biasanya
ditanam pada musim kemarau pertama (MK I) setelah panen padi pertama dan pada
musim kemarau kedua (MK II) yang di tanam setelah panen padi kedua. Budidaya kedelai
MK I masa tanamnya antara Februari – Mei, kedelai MK II antara Juni –
September, dan kedelai awal musim hujan antara Oktober – Januari. Kedelai yang ditanam setelah panen padi
(kedelai MK I dan
MK II), hendaknya segera ditanam 2–4 hari setelah
padi dipanen, hal ini ditujukan untuk menghemat air/lengas tanah dan mengurangi
gangguan gulma, hama, dan penyakit.
Di bawah lapisan olah pada lahan
sawah terdapat lapisan berkadar besi dan mangan yang tinggi (Koenings, 1950).
Hal ini menyebabkan persediaan air tanah terbatas pada lapisan atas saja. Bila
penanaman kedelai sesudah padi dilakukan pengolahan tanah menyebabkan air tanah
akan menguap, sehingga tanah cepat menjadi kering dan kedelai yang ditanam akan
terhalang pertumbuhannya juga menyebabkan tertundanya waktu tanam.
Hasil penelitian di Indonesia dan
Filipina menunjukkan bahwa hasil kedelai yang ditanam sesudah padi sawah tanpa
olah tanah lebih baik dibandingkan dengan yang tanahnya diolah, karena pada
tanah yang diolah air menguap lebih cepat sehingga persediaan air tanah tidak
mencukupi untuk pertumbuhan tanaman. Selain itu, pengolahan tanah menyebabkan
tertundanya waktu tanam sehingga tanaman akan mengalami kekeringan pada stadia
perkembangan dan pengisian biji, khususnya di musim kemarau. Penanaman kedelai
di lahan sawah sesudah panen padi sangat besar artinya dalam meningkatkan
efisiensi pemanfaatan sawah tadah hujan atau yang beririgasi sederhana sehingga
dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).
Penanaman kedelai
pada lahan sawah mempunyai prospek yang baik karena selain kedelai berumur
pendek (75 s/d 90 hari) juga produksinya di lahan sawah lebih tinggi
dibandingkan pada lahan kering yaitu
2-2,5 ton/ha. Selain itu memutus siklus hidup hama dan penyakit padi serta
salah satu usaha optimasi pola tanam di lahan sawah. Detam 3
Prida merupakan hasil seleksi dari persilangan antara galur W9837 dengan
varietas Cikuray. Potensi hasil bijinya tinggi, hingga 3,15 ton/ha (rata-rata
2,88 ton/ha), berumur genjah (75 hari), ukuran bijinya 11,8 gram/100 biji dan
agak toleran kekeringan. Sedangkan Detam 4 Prida diseleksi dari persilangan
antara galur W9837 dengan galur 100H-236 dengan potensi hasil bijinya
mencapai 2,89 ton/ha (rata-rata 2,54 ton/ha), umur masakanya 76 hari, ukuran
bijinya 11 gram/100 biji, toleran kekeringan pada fase reproduktif, berumur
genjah, agak tahan hama pengisap polong dan juga agak tahan terhadap penyakit
karat daun. Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk kedelai saat ini sebesar Rp 7.600,- k euntungan lain yang didapat
adalah harga kedelai hitam lebih stabil dibandingkan harga kedelai putih dengan
kisaran harga Rp 9.000,- s/d Rp 12.000,- per kg.
Teknologi budidaya tanaman kedelai hitam yang bisa
diterapkan oleh petani meliputi :
1.
Persiapan lahan.
Persiapan lahan sangat menentukan agar kedelai tumbuh
dan berproduksi dengan baik. Terlebih dahulu sawah dikeringankan 1-2 minggu
sebelum panen padi agar tanah tidak terlalu becek waktu menanam kedelai.
Usahakan sesudah padi dipanen, populasi gulma (tumbuhan pengganggu) sangat
sedikit, permukaan tanah tidak keras, dan tanahnya subur. Waktu panen padi,
tunggul jerami dipotong sekitar 20-30 cm dari permukaan tanah yang bertujuan
untuk mencegah pertumbuhan tunas baru dan memudahkan penanaman kedelai. Selain itu,
juga berfungsi menghalangi hama lalat bibit kacang meletakkan telur pada keping
biji sehingga tanaman mati dan terserang menjadi berkurang. Oleh karena kedelai
tidak tahan kekeringan dan genangan air maka diperlukan pembuatan saluran
drainase sebelum bertanam dengan jarak 3-5 m dan kedalaman 20-30 cm. Saluran
ini selain mengalirkan air supaya tidak tergenang juga berfungsi untuk
pengairan bila tanaman mengalami kekeringan, khususnya bila air irigasi
tersedia.
2.
Penanaman.
Kendala lain dalam bertanam kedelai sesudah padi sawah
adalah masa tanam yang singkat setelah panen padi. Dianjurkan paling lambat
lima hari setelah panen padi, kedelai sudah selesai ditanam. Keterlambatan
tanam bisa mengganggu pertumbuhan kedelai karena gulma sudah mulai tumbuh dan
persediaan air tanah berkurang bila hujan tidak turun sehingga tanah kering dan
keras. Penanaman sebaiknya dilakukan secara tugal menggunakan pola bujur
sangkar atau tegel dengan jarak tanam 20×20 cm atau 25×25 cm atau disesuaikan
dengan jarak tanam padi. Lubang tanam sedalam 3-5 cm dibuat disamping tunggul
jerami dan diisi 2-3 biji per lubang, lalu ditutup dengan kompos agar tidak
tergenang air jika hujan turun.
3.
Inokulasi rhizobium.
Kedelai merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan
yang bersimbiose dengan bakteri rhizobium
yang membentuk koloni sebagai bintil akar dan berfungsi dalam penyediaan hara
nitrogen. Bakteri ini terdapat pada tanah-tanah yang pernah ditanami kedelai
dan sebaliknya pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai atau kacang-kacangan
lainnya. Untuk itu, pada tanah-tanah yang belum pernah ditanami kedelai perlu
dilakukan penularan (inokulasi) bakteri kedalam tanah dengan cara mencampurkan
benih kedelai kedalam inokulasi buatan (nitragin atau legin) sebanyak 5-10 gram
inokulum/kg benih. Jika inokulum buatan tidak tersedia, benih kedelai dapat
dicampur dengan bekas tanah yang ditanami kedelai sebanyak 100-250 gram/kg
benih.
4.
Pemberantasan gulma.
Segera setelah tanam, jerami sebanyak 5 ton/ha
dihamparkan di atas permukaan tanah. Cara ini dapat menghambat pertumbuhan
gulma dan mengurangi penguapan air tanah serta mencegah serangan hama lalat
bibit kacang. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa cara ini dapat
meningkatkan hasil kedelai sampai 30% dan mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk
penyiangan serta pembelian insektisida. Pemberian mulsa jerami dianjurkan bila
saluran drainase sudah baik dan tidak musim hujan karena jika lahan terlalu
lembab dapat membantu berkembangnya jamur/cendawan patogenik yang membahayakan.
Jika gulma dipertanaman masih banyak perlu dilakukan penyiangan. Yang perlu
diperhatikan, jangan dilakukan penyiangan pada saat tanaman kekeringan dan saat
berbunga karena dapat menambah keringnya tanah dan gugurnya bunga kedelai.
5.
Pengairan.
Tanaman kedelai sedikitnya memerlukan tiga kali
pengairan yakni saat tanam, periode pembungaan, dan pembentukan polong. Bila
tidak ada hujan (tanaman kekeringan) sedangkan air irigasi tersedia juga dapat
diairi 1-2 minggu sekali hingga tanah menjadi lembab dengan lama penggenangan 15-30
menit, lalu airnya dikeluarkan dari petakan.
6.
Pemupukan.
Jumlah pupuk yang diberikan untuk
tanaman kedelai sesudah padi sawah masih menjadi dilema karena sangat
tergantung pada respon varietas kedelai, kesuburan tanah, dan jumlah pupuk yang
diberikan pada tanaman padi sebelumnya. Bila varietas tidak respon dan tanah
cukup subur maka pemupukan tidak perlu dilakukan. Dianjurkan pemberian pupuk 50
kg Urea+75 kg TSP+75 kg KCl per hektar pada tanah Grumosol atau 100 kg Urea+75
kg TSP+100 kg KCl per hektar pada tanah Hidromorf. Pemberian 50-100 kg Urea
ditambah 75-100 kg TSP ditambah 50-100 kg KCl per hektar pada tanah-tanah yang
kandungan NPK-nya rendah. Pupuk diberikan pada lubang tugal atau larikan
dikiri-kanan lubang tanam dengan jarak 5 cm dari barisan tanaman.
Agar budidaya kedelai hitam memberikan
hasil yang tinggi, selain teknik budidaya di atas, yang perlu diperhatikan adalah penggunaan varietas
unggul (Detam 1, Detam 2, Detam 3 Prida dan Detam 4
Prida), pengendalian hama dan penyakit
terutama hama polong (penggerek dan pengisap polong), serta panen dan perawatan
hasil panen yang baik. Selamat mencoba !.
SUBROTO WAHYU UTOMO
THL-TBPP PERTANIAN
BP3K TANJUNG- KABUPATEN BREBES
4111 boulder highway【VIP】网 奨 优方: 【VIP】社 우리카지노 우리카지노 fun88 soikeotot fun88 soikeotot 다파벳 다파벳 287JON JONES' ODDS FOR TODAY - FABCASINO
BalasHapus