Kamis, 13 Juli 2017

Mendulang Emas Hitam

MENDULANG EMAS HITAM
TANPA BANYAK MODAL

http://www.pakarobatherbal.com/wp-content/uploads/2015/09/kedelai-hitam.jpg
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/images/stories/detam_3-prida.gifhttps://i.ytimg.com/vi/aVvvREg05rM/hqdefault.jpghttp://cybex.pertanian.go.id/files/16fgbn2F/20140820150042-kedelai%20lahan%20sawah.jpg

Secara umum teknik budidaya kedelai hitam di lahan sawah dan di lahan kering hampir sama. Namun dalam beberapa hal ada perbedaan terutama teknik persiapan lahan dengan metode tanpa olah tanah (TOT) di lahan sawah, terutama di daerah-daerah yang beririgasi sederhana atau lahan sawah tadah hujan. Cara ini digunakan sebagai antisipasi terbatasnya tenaga kerja, modal sekaligus memanfaatkan sisa ketersediaan air tanah setelah panen padi.

               
Di Indonesia kedelai berkulit biji hitam (kedelai hitam) digunakan untuk bahan baku kecap. Di negara lain seperti di Cina, Taiwan, Korea dan Jepang, kedelai hitam telah digunakan menjadi beraneka ragam olahan pangan; seperti burger, es krim dan sebagainya. Penggunaan kedelai hitam untuk bahan baku kecap tidak hanya  meningkatkan kualitas warna kecap menjadi coklat hitam, juga meningkatkan nilai gizi terutama protein. Di samping itu, pada kedelai hitam mengandung senyawa yang berfungsi untuk meningkatkan stamina, mengurangi kadar kolesterol, mencegah kanker payudara dan kanker prostat, mengobati sakit maag, memperkuat sistem imunitas, melancarkan BAB (Buang Air Besar), dan segudang manfaat lainnya. (Tim Peneliti : Muchlish Adie, Gatut Wahyu AS, Ayda Krisnawati, Erliana Ginting, dan Abdullah Taufiq).
Pada lahan sawah, kedelai biasanya ditanam pada musim kemarau pertama (MK I) setelah panen padi pertama dan pada musim kemarau kedua (MK II) yang di tanam setelah panen padi kedua. Budidaya kedelai MK I masa tanamnya antara Februari – Mei, kedelai MK II antara Juni – September, dan kedelai awal musim hujan antara Oktober – Januari.  Kedelai yang ditanam setelah panen padi (kedelai MK I dan
MK II), hendaknya segera ditanam 2–4 hari setelah padi dipanen, hal ini ditujukan untuk menghemat air/lengas tanah dan mengurangi gangguan gulma, hama, dan penyakit.

Di bawah lapisan olah pada lahan sawah terdapat lapisan berkadar besi dan mangan yang tinggi (Koenings, 1950). Hal ini menyebabkan persediaan air tanah terbatas pada lapisan atas saja. Bila penanaman kedelai sesudah padi dilakukan pengolahan tanah menyebabkan air tanah akan menguap, sehingga tanah cepat menjadi kering dan kedelai yang ditanam akan terhalang pertumbuhannya juga menyebabkan tertundanya waktu tanam.

Hasil penelitian di Indonesia dan Filipina menunjukkan bahwa hasil kedelai yang ditanam sesudah padi sawah tanpa olah tanah lebih baik dibandingkan dengan yang tanahnya diolah, karena pada tanah yang diolah air menguap lebih cepat sehingga persediaan air tanah tidak mencukupi untuk pertumbuhan tanaman. Selain itu, pengolahan tanah menyebabkan tertundanya waktu tanam sehingga tanaman akan mengalami kekeringan pada stadia perkembangan dan pengisian biji, khususnya di musim kemarau. Penanaman kedelai di lahan sawah sesudah panen padi sangat besar artinya dalam meningkatkan efisiensi pemanfaatan sawah tadah hujan atau yang beririgasi sederhana sehingga dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).
Penanaman kedelai pada lahan sawah mempunyai prospek yang baik karena selain kedelai berumur pendek (75 s/d 90 hari) juga produksinya di lahan sawah lebih tinggi dibandingkan pada lahan kering  yaitu 2-2,5 ton/ha. Selain itu memutus siklus hidup hama dan penyakit padi serta salah satu usaha optimasi pola tanam di lahan sawah. Detam 3 Prida merupakan hasil seleksi dari persilangan antara galur W9837 dengan varietas Cikuray. Potensi hasil bijinya tinggi, hingga 3,15 ton/ha (rata-rata 2,88 ton/ha), berumur genjah (75 hari), ukuran bijinya 11,8 gram/100 biji dan agak toleran kekeringan. Sedangkan Detam 4 Prida diseleksi dari persilangan antara galur W9837 dengan galur 100H-236 dengan potensi  hasil bijinya mencapai 2,89 ton/ha (rata-rata 2,54 ton/ha), umur masakanya 76 hari, ukuran bijinya 11 gram/100 biji, toleran kekeringan pada fase reproduktif, berumur genjah, agak tahan hama pengisap polong dan juga agak tahan terhadap penyakit karat daun. Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk kedelai saat ini sebesar Rp 7.600,- k                euntungan lain yang didapat adalah harga kedelai hitam lebih stabil dibandingkan harga kedelai putih dengan kisaran harga Rp 9.000,- s/d Rp 12.000,- per kg.
Teknologi budidaya tanaman kedelai hitam yang bisa diterapkan oleh petani meliputi :

1.       Persiapan lahan. 
Persiapan lahan sangat menentukan agar kedelai tumbuh dan berproduksi dengan baik. Terlebih dahulu sawah dikeringankan 1-2 minggu sebelum panen padi agar tanah tidak terlalu becek waktu menanam kedelai. Usahakan sesudah padi dipanen, populasi gulma (tumbuhan pengganggu) sangat sedikit, permukaan tanah tidak keras, dan tanahnya subur. Waktu panen padi, tunggul jerami dipotong sekitar 20-30 cm dari permukaan tanah yang bertujuan untuk mencegah pertumbuhan tunas baru dan memudahkan penanaman kedelai. Selain itu, juga berfungsi menghalangi hama lalat bibit kacang meletakkan telur pada keping biji sehingga tanaman mati dan terserang menjadi berkurang. Oleh karena kedelai tidak tahan kekeringan dan genangan air maka diperlukan pembuatan saluran drainase sebelum bertanam dengan jarak 3-5 m dan kedalaman 20-30 cm. Saluran ini selain mengalirkan air supaya tidak tergenang juga berfungsi untuk pengairan bila tanaman mengalami kekeringan, khususnya bila air irigasi tersedia.

2.       Penanaman. 
Kendala lain dalam bertanam kedelai sesudah padi sawah adalah masa tanam yang singkat setelah panen padi. Dianjurkan paling lambat lima hari setelah panen padi, kedelai sudah selesai ditanam. Keterlambatan tanam bisa mengganggu pertumbuhan kedelai karena gulma sudah mulai tumbuh dan persediaan air tanah berkurang bila hujan tidak turun sehingga tanah kering dan keras. Penanaman sebaiknya dilakukan secara tugal menggunakan pola bujur sangkar atau tegel dengan jarak tanam 20×20 cm atau 25×25 cm atau disesuaikan dengan jarak tanam padi. Lubang tanam sedalam 3-5 cm dibuat disamping tunggul jerami dan diisi 2-3 biji per lubang, lalu ditutup dengan kompos agar tidak tergenang air jika hujan turun. 

3.       Inokulasi rhizobium.
Kedelai merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang bersimbiose dengan bakteri rhizobium yang membentuk koloni sebagai bintil akar dan berfungsi dalam penyediaan hara nitrogen. Bakteri ini terdapat pada tanah-tanah yang pernah ditanami kedelai dan sebaliknya pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai atau kacang-kacangan lainnya. Untuk itu, pada tanah-tanah yang belum pernah ditanami kedelai perlu dilakukan penularan (inokulasi) bakteri kedalam tanah dengan cara mencampurkan benih kedelai kedalam inokulasi buatan (nitragin atau legin) sebanyak 5-10 gram inokulum/kg benih. Jika inokulum buatan tidak tersedia, benih kedelai dapat dicampur dengan bekas tanah yang ditanami kedelai sebanyak 100-250 gram/kg benih.

4.       Pemberantasan gulma. 
Segera setelah tanam, jerami sebanyak 5 ton/ha dihamparkan di atas permukaan tanah. Cara ini dapat menghambat pertumbuhan gulma dan mengurangi penguapan air tanah serta mencegah serangan hama lalat bibit kacang. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa cara ini dapat meningkatkan hasil kedelai sampai 30% dan mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk penyiangan serta pembelian insektisida. Pemberian mulsa jerami dianjurkan bila saluran drainase sudah baik dan tidak musim hujan karena jika lahan terlalu lembab dapat membantu berkembangnya jamur/cendawan patogenik yang membahayakan. Jika gulma dipertanaman masih banyak perlu dilakukan penyiangan. Yang perlu diperhatikan, jangan dilakukan penyiangan pada saat tanaman kekeringan dan saat berbunga karena dapat menambah keringnya tanah dan gugurnya bunga kedelai.


5.       Pengairan. 
Tanaman kedelai sedikitnya memerlukan tiga kali pengairan yakni saat tanam, periode pembungaan, dan pembentukan polong. Bila tidak ada hujan (tanaman kekeringan) sedangkan air irigasi tersedia juga dapat diairi 1-2 minggu sekali hingga tanah menjadi lembab dengan lama penggenangan 15-30 menit, lalu airnya dikeluarkan dari petakan.

6.       Pemupukan. 
Jumlah pupuk yang diberikan untuk tanaman kedelai sesudah padi sawah masih menjadi dilema karena sangat tergantung pada respon varietas kedelai, kesuburan tanah, dan jumlah pupuk yang diberikan pada tanaman padi sebelumnya. Bila varietas tidak respon dan tanah cukup subur maka pemupukan tidak perlu dilakukan. Dianjurkan pemberian pupuk 50 kg Urea+75 kg TSP+75 kg KCl per hektar pada tanah Grumosol atau 100 kg Urea+75 kg TSP+100 kg KCl per hektar pada tanah Hidromorf. Pemberian 50-100 kg Urea ditambah 75-100 kg TSP ditambah 50-100 kg KCl per hektar pada tanah-tanah yang kandungan NPK-nya rendah. Pupuk diberikan pada lubang tugal atau larikan dikiri-kanan lubang tanam dengan jarak 5 cm dari barisan tanaman.

Agar budidaya kedelai hitam memberikan hasil yang tinggi, selain teknik budidaya di atas, yang  perlu diperhatikan adalah penggunaan varietas unggul (Detam 1, Detam 2, Detam 3 Prida dan Detam 4 Prida), pengendalian hama dan penyakit terutama hama polong (penggerek dan pengisap polong), serta panen dan perawatan hasil panen yang baik. Selamat mencoba !.


SUBROTO WAHYU UTOMO
THL-TBPP PERTANIAN

BP3K TANJUNG- KABUPATEN BREBES

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mendulang Emas Hitam

MENDULANG EMAS HITAM TANPA BANYAK MODAL Secara umum teknik budidaya kedelai hitam di lahan sawah dan di lahan kering hampir...