PENGAIRAN BERSELANG (intermitten)
PADA TANAMAN PADI
Oleh : |
THL-TBPP
NIP : -
TAHUN 2016
|
LEMBAR BUKTI
PENYIMPANAN DOKUMEN
Karya Tulis Hasil
Pengembangan Profesi Penyuluh Pertanian
Telah disimpan dan diarsipkan
dalam perpustakaan
Badan Pelaksana Penyuluhan
(BAPELLUH)
Kabupaten Brebes
Pada
............................................
Koordinator
Sarana
dan
Prasarana
ENNY
UMBOROWATI, SP
NIP. 19581001 198003 2 006
|
Koordinator
Penyuluh
SUNARTO,
S.PKP
NIP 19600924 198603 1 006
|
PENGAIRAN BERSELANG
Pengairan berselang atau
disebut juga intermitten adalah
pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian
untuk: 1) Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih
luas; 2) Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapatkan udara sehingga dapat
berkembang lebih dalam; 3) Mencegah timbulnya keracunan besi; 4) Mencegah
penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.
Pengairan
berselang memberi kesempatan kepada akar untuk berkembang lebih baik, pengairan
berselang mengurangi kerebahan, mengaktifkan jasad renik mikroba yang
bermanfaat, mengurangi kerebahan, mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif
(tidak menghasilkan malai dan gabah), menyeragamkan pemasakan gabah dan
mempercepat waktu panen, memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan
olah), memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama
wereng coklat dan penggerek batang, mengurangi kerusakan tanaman padi karena
hama tikus.
Dalam
melakukan pengairan berselang perlu dipertimbangkan bahwa cara ini dilakukan
bergantung pada: 1) Jenis tanah; tanah yang tidak bisa menahan air sebaiknya
hati-hati dalam menerapkan cara pengairan berselang; demikian pula jenis tanah
berat; 2) Pola pengairan di wilayah setempat; kalau pengairan sudah ditetapkan
berselang setiap 3 hari maka pola pengairan yang sudah ada ini saja yang
diikuti.
Pada
lahan sawah yang sulit dikeringkan karena drainase jelek, pengairan berselang
tidak perlu dipraktekkan.
Cara pengairan berselang:
1) Tanam bibit dalam kondisi
sawah macakmacak;
2) Secara berangsur tanah
diairi 2-5 cm sampai tanaman berumur 10 hari;
3) Biarkan sawah mengering
sendiri, tanpa diairi (biasanya 5-6 hari);
4) Setelah permukaan tanah
retak selama 1 hari, sawah kembali diairi setinggi 5 cm;
5) Biarkan sawah mengering
sendiri, tanpa diairi (5-6 hari) lalu diairi setinggi 5 cm.
Pengairan berselang
memerlukan pengaturan kapan lahan digenangi dan dikeringkan. Ulangi hal
di atas sampai tanaman masuk stadia pembungaan. Sejak fase keluar bunga
sampai 10 hari sebelum panen, lahan terus diairi setinggi 5 cm, kemudian lahan
dikeringkan. Sepuluh hari sebelum panen lahan dikeringkan.
1. DEFINISI
Pengairan adalah upaya pemberian air untuk pertumbuhan padi mulai dari
persemaian sampai
padi menjelang
panen. Sebagaimana diketahui bahwa padi untuk pertumbuhan dan berproduksi adalah mutlak
memerlukan air namun demikian,
tidaklah perlu memberikan air secara berlebihan sehingga mengurangi nilai produktivitas air atau dengan
kata
lain pemberian air haruslah sehemat mungkin. Pengairan basah
kering (PBK) adalah pendekatan pemberian air dengan menjamin
tidak terjadi penurunan produksi.
2. TUJUAN
Petani diharapkan mampu memberikan air pada petakan tanaman padi pada setiap fase pertumbuhan padi.
3. MANFAAT
Petani dapat menggunakan informasi ini (yang dibuat sendiri) sebagai dasar
dalam merencanakan
kebutuhan air untuk pertumbuhan padi pada musim tanam
berikutnya untuk lokasi yang sama.
4. ALAT DAN BAHAN
1. Pipa paralon
2. berlubang,
3. mistar,
4. waterpass,
5. papan,
6. palu
5. TEMPAT
Lahan Sawah
7. LANGKAH
KEGIATAN
No
|
Tahapan
|
Uraian Kegiatan
|
Alat Bantu
|
1
|
Memasang pralon berlubang di petakan sawah
|
Pilih lokasi pemasangan
pralon sesuai ketentuan:
tidak boleh terlalu
dekat dengan pematang dan tidak boleh terlalu
dekan dengan
saluran air.
Pasanglah pralon berlubang sesuai gambar alat bantu : benamkan secara vertical 9 (ditandai
dengan permukaan
pralon rata air-menggunakan
water pass) pralon sampai kedalaman 20 cm dari permukaan tanah,
lalu keluarkan lumpur dari dalam pralon sampai kedasar
bawah pralon.
|
|
2
|
Mengamati tinggi air dalam
pralon
|
Setiap pagi lakukan
pengukuran tinggi air di
dalam pralon dengan cara mengukur dari bibir atas
pralon
|
|
3
|
Mengairi
sawah
|
Airi sawah setinggi
2-5
cm
lalu airi kembali sawah
manakala tinggi
air sawah telat susut sampai pada 15 cm dari
permukaan tanah. Penggenahan awal
dapat dilakukan 7 hari setelah tanam.
Seminggu setelah
pembungaan mencapai puncaknya, sawah harus digenangi
setinggi
5 cm untuk menghindari
stress (umur 60-
75 HST).
|
|
|
|
Setelah masa kritis kekurangan air yaitu fase pembuangaan dilalui maka
pemberian air
dapat dilakukan seperti langkah pemberian awal yakni
digenangi lalu biarkan sampai
air permukaan tanah turun 15 cm dibawah permukaan
lalu airi lagi,
demikian seterusnya sampai 10 hari menjelang panen sawah tidak lagi diberi air.
|
|
4
|
Mencatat pola
pemberian air
|
Setiap kali
dilakukan
pemberian air,
petani harus
mencatatnya (yaitu pada
usia berapa saja air diberikan) dan secara keseluruhan satu musim, pemberian air dicatat
berapa kali. Informasi
ini berguna
untuk pola pemberian air musim
tanam
berikutnya.
|
|
INFORMASI POKOK
Irigasi tergenang
• Prinsipnya padi tidak membutuhkan genangan air
pada seluruh pertumbuhannya.
• Penggenangan kontinyu mempunyai dampak yang merugikan baik bagi tanah, tanaman dan lingkungan makro serta mikro.
Pengairan berselang
• Menghemat air irigasi, sehingga areal
yang diairi lebih luas. Penghematan bisa mencapai
15-30 % sesuai dengan jenis tanah.
• Akar
tanaman mendapatkan udara >
banyak
dan berkembang > dalam.
• Mengurangi timbulnya keracunan besi.
• Mencegah penimbunan asam organik.
• Mengaktifkan jasad renik mikroba yang
bermanfaat.
• Mengurangi kerebahan.
• Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang, mengurangi
kerusakan
tanaman padi karena hama tikus.
Penggunaan
pipa
paralon
Penggunaan pipa
paralon adalah salah satu teknologi mudah dan murah yang berupa silinder dengan alas
terbuka dan dinding berlubang tebal 2
mm, panjang 30
cm,
dan diameter antara 20 cm yang memiliki
fungsi untuk mengukur kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman padi.
Sumber :
Budidaya Padi, Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan
Dan Pengembangan SDM Pertanian Bekerjasama Dengan Badan Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian, 2011.
http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/995/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar